Strategi Pembelajaran Modul 3 (resume)
STRATEGI
PEMBELAJARAN
MODUL 3
MODEL-MODEL BELAJAR DAN RUMPUN
MODEL BELAJAR
I.
MODEL-MODEL BELAJAR
A.
Belajar kolaboratif
Belajar
kolaboratif adalah suatu cara belajar antara dua orang atau lebih dengan tujuan
yang sama dan adanya ketergantungan satu sama lain. Dalam belajar kolaboratif
pebelajar dapat mengembangkan pengetahuan bersama maupun pengetahuan individu.
Dua
unsur penting dalam belajar kolaboratif yaitu:
a. Adanya
tujuan yang sama
Dalam
unsur ini, siswa bekerjasama dengan teman untuk menentukan strategi pemecahan
masalah yang ditugaskan oleh guru.siswa berdiskusi untuk mencari jalan keluar,
menetapkan keputusan bersama.
b. Ketergantungan
yang positif
Setiap
anggota kelompok hanya dapat berhasil mencapai tujuan apabila seluruh anggota
bekerjasama. Ketergantungan individu dapat dibantu dengan sejumlah cara, antara
lain:
·
Beri peran khusus pada setiap anggota
kelompok (sebagai pengamat, pengklarifikasi, perekam ,dan pendorong).
Kontribusi tiap orang diperlukan untuk keberhasilan tugas.
·
Bagilah tugasmenjadi sub tugas untuk
melengkapi keberhasilan tugas.
Hal-hal
yang diperlukan untuk menerapkan belajar kolaboratif:
·
Perlu mengajarkan keterampilan kerja
sama.
·
Kegiatan kelas ditingkatkan untuk
membentuk kelompok yang kohesif.
·
Individu diberi tanggung jawab untuk
kegiatan belajar dan perilaku masing-masing.
Manfaat
belajar kolaboratif:
a. Meningkatkan
pengetahuan anggota kelompok.
b. Pebelajar
belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok.
c. Memupuk
rasa kebersamaan antar siswa.
d. Meningkatkan
keberanian dalam memunculkan ide dan pendapat.
e. Memupuk
rasa tanggung jawab individu dalam mencapai tujuan bersama.
f. Setiap
anggota melihat dirinya sebagai milik kelompok.
B.
Belajar kuantum
Belajar
kuantum merupakan suatu kegiatan belajar dengan suasana yang menyenangkan
karena guru mengubah (mengorkestrasi) segala sesuatu yang ada di sekelilingnya
sehingga pebelajar bergairah belajar.
Menurut
De Porter & Hernacki (1999), quantum learning adalah interaksi-interaksi
yang mengubah energy menjadi cahaya. Sedangkan Agus Nggermanto (2002)
mengatakan bahwa quantum learning menjelaskan bagaimana cara belajar efektif
sehingga mendapat hasil yang sama dengan kecepatan cahaya.
Quantum
learning berakar dari upaya Lozanov dengan eksperimennya tentang suggestopedia
yang beranggapan bahwa keberhasilan belajar
dapat dipengaruhi oleh sugesti (positif maupun negative). Beberapa
tekhnik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif adalah:
a. Mendudukan
siswa secara nyaman.
b. Memasang
music sebgai latar di dalam kelas.
c. Meningkatkan
partisipasi individu.
d. Menggunakan
poster.
e. Menyediakan
guru-guru yang terlatih dalam seni pembelajaran sugesti.
Prinsip
utama dalam pembelajaran Kuantum:
a. Segalanya
berbicara
b. Segalanya
bertujuan
c. Berangkat
dari pengalaman
d. Hargai
setiap usaha dengan tulus dan jelas. Pujian yang diberikan juga harus spesifik.
e. Rayakan
setiap keberhasilan (tepuk tangan, berteriak hore, kejutan, pengakuan, dsb)
Manfaat
belajar kuantum:
a. Suasana
kelas menjadi menyenangkan.
b. Siswa
dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekeliling sebagai pendorong
belajar.
c. Siswa
belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing.
d. Apapun
yang dilakukan siswa sepatutnya dihargai
C.
Belajar kooperatif
Belajar
kooperatif juga merupakan suatu cara belajar bekerja sama, namun para anggota
belum tentu mempunyai tujuan yang sama. Antar pebelajar yang saling bantu hanya
sebatas apa yang dibutuhkan oleh temannya.
Namun
demikian belajar kooperatif dapat dikatakan eksis apabila dua orang atau lebih
bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama
Prinsip
utama belajar kooperatif:
1. Kesamaan
tujuan
Tujuan
yang sama akan meningkatkan kegiatan belajar menjadi lebih kooperatif. Dalam
mengerjakan sesuatu anak mungkin memiliki tujuan yang berbeda, contoh: pada
pelajaran menggambar, anak-anak dapat bekerjasama dengan saling berbagi alat
menggambar/ alat mewarnai, namun mungkin memiliki tujuan yang berbeda. Namun
apabila tujuan mereka sama maka akan semakin kooperatif.
2. Ketergantungan
positif
Beberapa
cara yang dapat dilakukan:
a. beri
anggota kelompok peranan khusus.
b. Bagilah
tugas menjadi sub-tugas.
c. Nilailah
kelompok menjadi satu kesatuan.
d. Struktur
tujuan kooperatif dan kompetitif, menghindari pertentangan satu sama lain.
e. Ciptakan
situasi fantasi yang menjadikan kelompok bekerja sama untuk membangun kekuatan
imajinatif dengan aturan yang ditetapkan oleh situasi.
Manfaat
belajar kooperatif:
a. Meningkatkan
hasil belajar pebelajar.
b. Meningkatkan
hubungan antar kelompok.
c. Meningkatkan
percaya diri dan motivasi belajar
d. Menumbuhkan
realisasi kebutuhan pebelajar untuk belajar berpikir.
e. Memadukan
dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.
f. Meningkatkan
perilaku dan kehadiran di kelas.
g. Relatif
murah
Keterbatasan
pembelajaran kooperatif:
a. Memerlukan
waktu yang cukup untuk bekerja dalam tim.
b. Memerlukan
latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim.
c. Harus
sesuai dengan materi ajar dan harus dipilih baik-baik agar sesuai dengan misi
belajar kooperatif.
d. Memerlukan
format penilaian belajar yang berbeda.
e. Memerlukan
kemampuan khusus bagi guru untuk mengkaji berbagai tekhnik pelaksanaan belajar
kooperatif.
D.
Belajar tematik
Belajar
Tematik pada hakikatnya merupakan suatu jenis pembelajaran yang memadukan
beberapa bidang studi berdasarkan suatu tema sebagai payung (kerangka isi).
Dengan demikian, pebelajar diharapkan memahami hubungan antarbidang studi (mata
pelajaran) secara terpadu.
Karakteristik
Pembelajaran Tematik
Barbara
Rohde dan Kostelnik, et.al. (1991) mengemukakan karakteristik pembelajaran
sebagai berikut:
a. Memberikan
pengalaman langsung dengan obyek yang nyata.
b. Menciptakan
kegiatan dimana anak menggunakan semua pemikirannya.
c. Membangun
kegiatan sekitar minat umum pebelajar
d. Membantu
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru
e. Menghubungkan
aspek perkembangan kognitif, emosi, social, dan fisik.
f. Memberikan
kesempatan bermain
g. Menghargai
perbedaan individu
h. Menemukan
cara untuk melibatkan anggota keluarga
Manfaat
Belajar Tematik
a. Menghadapkan
pebelajar pada arena yang realistic.
b. Mendorong
pebelajar untuk memanfaatkan suatu konteks dan literature yang luas.
c. Membantu
melihat hubungan antara ide-ide dan konsep.
II. RUMPUN MODEL MENGAJAR
Dalam
Kegiatan Belajar 2 ini Anda mempelajari 4 rumpun model mengajar, yaitu model
sosial, pemrosesan informasi, model personal, dan model sistem perilaku.
A. Rumpun
model sosial
Model
ini dirancang untuk menilai keberhasilan dan tujuan akademik, termasuk studi
tentang nilai- nilai sosial, kebijakan publik, memecahkan konflik. Model
mengajar sosial diciptakan untuk membentuk masyarakat belajar.
1. Partner
dalam belajar
Prosedur belajar
cooperative bertujuan membantu pebelajar belajar liontas bidang studi dalam
suatu kurikulum, mengembangkan percaya diri, keterampilan social dan
solidaritas.
2. Investigasi
kelompok
Investigasi kelompok
dapat digunakan untuk semua bidang studi, dengan anak-anak dari berbagai umur,
bahkan sebagai model social untuk seluruh sekolah.
3. Bermain
peran
Guru mengajak pebelajar
untuk memahami pengertian perilaku social, peranannya dalam interaksi social,
dan cara-cara memecahkan masalah social dengan lebih efektif.
4. Inkuiri
yurisprudensi
Pebelajar belajar
tentang kebijakan-kebijakan social ( isu social dalam masyarakat, di tingkat
nasional maupun internasioanl) kemudian di ajak mengidentifikasi masalah
kebijakan public dan disediakan pilihan-pilihan pemecahan masalahnya.
5. Kepribadian
dan gaya belajar
Perkembangan akan
terjadi secara optimal apabila lingkungan menyediakan cara kerja konseptual
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan konseptual seseorang.
6. Inkuiri
social
Model ini bermaksud
mengajarkan informasi, konsep-konsep, cara berpikir, dan studi tentang
nilai-nilai social dengan memberi tugas yang menggabungkan aspek kognitif dan
social.
B. Model
pemrosesan informasi
Model
ini menekankan pada cara meningkatkan pembawaan seseorang memahami dunia dengan
memperoleh dan mengorganisasikan data, memahami masalah, dan mencari
pemecahannya, serta mengembangkan konsep-konsep dan bahasa untuk
menyampaikannya.
1. Berpikir
induktif
Mendapatkan dan mengorganisasikan
informasi serta menciptakan dan menguji hipotesis yang mendeskripsikan hubungan
di antara serangkaian data.
2. Pencapaian
konsep
Cara efektif untuk
penyajian informasi yang terorganisasi dan topic-topik yang berskala luas pada
setiap tahap perkembangan.
3. Inkuiri
ilmiah
Proses ilmiah:
mengumpulkan dan menganalisis data, mengecek hipotesis dan teori.
4. Latihan
inkuiri
Menghubungkan sebab
akibat dan menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan pertanyaan,
membentuk konsep, dan hipotesis serta mengujinya.
5. Mnemonic
Suatu strategi untuk
mengingat dan mengasimilasi informasi.
6. Sinektik
Membantu pebelajar
dalam memecahkan masalah dan menulis kegiatan-kegiatan, menambahkan pandangan
baru pada topic-topik dari suatu bidang ilmu yang luas.
7. Pengorganisasi
awal
Memberikan struktur
kognitif untuk memahami materi melalui kuliah, membaca, dan media yang lain.
8. Penyesuaian
dengan pebelajar
Membantu menyesuaikan
pembelajaran pada suatu tahap kematangan pebelajar secara individual, serta
merancang cara meningkatkan perkembangan pebelajar.
C. Model
belajar personal
Model
ini dimulai dari pandangan tentang harga diri individu. Seseorang berusaha
memahami diri sendiri dengan lebih baik, bertanggung jawab atas pendidikannya
sendiri, dan belajar mencapai pengembangan yang baru dengan lebih kuat, lebih
sensitif, dan lebih kreatif dalam meraih kehidupan yang berkualitas tinggi.
1. Pengajaran
non direktif
Pengajaran ini
menekankan kerja sama antara pebelajar dengan guru. Model ini digunakan dengan
beberapa cara:
a. Sebagai
model dasar untuk melaksanakan seluruh program pendidikan.
b. Dikombinasikan
dengan model lain.
c. Digunakan
ketika pebelajar merencanakan proyek belajar mandiri maupun kooperatif.
2. Peningkatan
harga diri
Karya Abraham Maslow
digunakan untuk membimbing suatu program dalam hal rasa harga diri dan
kemampuan aktualisasi diri.guru menggali dan membimbing pebelajar untuk
meyakinkan dan memberikan gambaran tentang diri pebelajar sebaik mungkin.
D. Model
sistem perilaku
Model
ini sering disebut teori belajar sosial, modifikasi perilaku, therapy perilaku,
dan cybernetic. Manusia memiliki sistem komunikasi koreksi diri yang
memodifikasi perilaku dalam merespons informasi tentang seberapa jauh
keberhasilan tugas-tugas yang dikehendaki. Secara bertahap, perilaku
disesuaikan dengan balikan sampai ada kemajuan dalam meniti anak tangga dengan
aman.
1. Belajar
tuntas dan pembelajaran terprogram
Materi dipecah menjadi
beberapa unit dan dikerjakan secara individual. Pebelajar mengerjakan bagian
demi bagian dengan cara maju berkelanjutan (jika tidak berhasil dapat di
ulangi, dan jika berhasil maka maju ke unit selanjutnya)
2. Pembelajaran
langsung
Tujuan pembelajaran
disampaikan langsung kepada siswa, serangkaian kegiatan yang jelas berkaitan
dengan tujuan, monitoring kemajuan belajar, balikan tentang hasil belajar,
serta taktik penilaian yang lebih efektif dikaitkan dengan panduan untuk
memperoleh kegiatan belajar
3. Belajar
melalui simulasi: latihan dan latihan mandiri
Dua jenis pendekatan
yang dikembangkan dari perilaku kelompok cybernetic:
a. Model
teori ke praktek
Menggabungkan informasi
tentang keterampilan dengan demonstrasi, praktik, balikan, dan latihan sampai
suatu keterampilan dicapai.
b. Simulasi
Dibentuk dari situasi riil
kehidupan lingkungan yang lebih kecil yang diciptakan untuk pembelajaran.
Komentar
Posting Komentar