Perkembangan Peserta Didik modul 3 (resume)



MODUL 3

KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH MENENGAH


Kegiatan Belajar 1
Pertumbuhan Fisik serta Perkembangan Intelektual dan Emosional

A.     Pertumbuhan Fisik/Jasmani

      Penyebab perubahan pada masa remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi aktif bekerja dalam sisitem endokrin.Pituitari yang terletak didasar otak mengeluarkan dua macam hormon yang diduga erat ada hubungannya dengan perubahan pada masa remaja.Kedua hormon itu adalah hormon pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh dan hormon gonadotropik atau sering disebut hormon yang merangsang gonad – yaitu merangsang gonad agar mulai aktif bekerja.Tidak berapa lama sebelum saat remaja dimulai, kedua hormon ini sudah mulai diproduksi dan pada saat remaja semakin banyak dihasilkan. Seluruh proses ini dikendalikan oleh perubahan yang terjadi dalam kelenjar endokrin. Kelenjar ini diaktifkan oleh rangsangan yang dilakukan kelenjar hypothalamus, yaitu kelenjar yang dikenal sebagai kelenjar untuk merangsang pertumbuhan pada saat remaja dan terletak di otak.

      Hormon perkembangan yang berperanan penting dalam proses perkembangan fisik pada anak laki-laki dan anak perempuan adalah testosterone dan esterogen. Testosterone merangsang pertumbuhan otot dan tulang-tulang baik pada pria maupun wanita, sedangkan esterogen merangsang pertambahan lemak penyimpanan lemak di bawah kulit dan mendorong pematangan tulang-tulang sehingga mencapai bentuk dan kekuatan  sebagai orang dewasa.

      Menurut Muss yang dikutip oleh Sarlito Wirawan (Sarlito, 1991:51) urutan perubahan-perubahan fisik adalah sebagai berikut:

Pada anak perempuan:
·         Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang).
·         Pertumbuhan payudara.
·         Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap dikemaluan.
·         Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya.
·         Bulu kemaluan menjadi keriting.
·         Menstruasi atau haid.
·         Tumbuh bulu-bulu ketiak.

Pada anak laki-laki:
·         Pertumbuhan tulang-tulang.
·         Testis (buah pelir) membesar.
·         Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus dan berwarna gelap.
·         Awal perubahan suara.
·         Ejakulasi (keluarnya air mani)
·         Bulu kemaluan menjadi keriting.
·         Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya.
·         Tumbuh rambut-rambut halus diwajah (kumis, jenggot).
·         Tumbuh bulu ketiak.
·         Akhir perubahan suara.
·         Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap.
·         Tumbuh bulu di dada.

Perbedaan profil perkembangan fisik antara siswa SLTP dengan siswa SLTA

No.
Siswa SLTP (Remaja Awal)
Siswa SLTA (Remaja Akhir)
1.
Laju perkembangan secara umum berlangsung secara pesat
Laju perkembangan secara umum menurun, sangat lambat
2.
Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering kurang seimbang
Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati kekuatan tubuh orang dewasa
3.
Munculnya ciri-ciri sekunder
Siap berfungsinya organ-organ reproduksi
4.
Gerak-gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan
Gerak-geriknya mulai mantap
5.
Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan yang dicobanya
Jenis dan jumlah cabang permainan lebih selektif

B.     Pertumbuhan Intelektual

Perbedaan profil perkembangan intelektual antara siswa SLTP dengan siswa SLTA

No.
Siswa SLTP (Remaja Awal)
Siswa SLTA (Remaja Akhir)
1.
Proses berpikirnya sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal
Sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal disertai kemampuannya membuat generalisasi
2.
Kecakapan dasar umum menjalani laju perkembangan yang terpesat
Tercapainya titik puncak
3.
Kecapakan dasar khusus mulai menunjukkan kecenderungan-kecenderungan lebih jelas
Kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak dan kemantapannya

C.    Perkembangan Emosional
Kebanyakan remaja merasa dekat dengan orang tuanya, karena memiliki nilai-nilai yang sama dalam banyak hal yang masih memerlukan orang tua untuk melakukan hal-hal tertentu. Sebagian lagi memiliki ketegasan antara dua hal yaitu keinginan untuk melepaskan diri dari oarng tua dan adanya ketergantungan pada orang tua yang keadaan ini sering menyebabkan konflik diantara orang tua dan anaknya.
Konflik yang terjadi pada awal masa remaja terjadi karena masa pubertasnya dan bukan bersandar pada usia kronologis. Pada umumnya, ketidaksepahaman orang tua dan anak berakhir apabiladi antara mereka terjadi kepuasan hubungan. Dalam hal ini orang tua dianjurkan untuk bias memahami anaknya serta mempelajari nilai-nilai dasar remaja.
Hubungan orang tua dengan anak remaja akan mecapai keharmonisan apabila ada kehangatan dan sifat menerima dalam keluarga, konsisten dalam aturan dan norma-norma serta nilai yang saling dianut, saling mau mendengarkan, adanya keterbukaan dan mau bernegoisasi.
Semakin kuat perhatian orang tua terhadap kehidupan remaja, akan semakin tinggi prestasi yang diraihnya di sekolah.


Kegiatan Belajar 2
Perkembangan Sosial, Moral dan Sikap

A.    Perkembangan Sosial, Moralitas dan Sikap
Perbedaan profil perkembangan pemikiran sosial dan moralitas antara siswa SLTP dengan siswa SLTA

No.
Siswa SLTP (Remaja Awal)
Siswa SLTA (Remaja Akhir)
1.
Diawali dengan kecenderungan ambivalensi keinginan menyendiri dan keinginan bergaul dengan banyak orang tetapi bersifat temporer
Bergaul dengan jumlah teman yang terbatas dan selektif
2.
Adanya ketergantungan yang kuat kepada kelompok sebaya disertai semangat konformitas yang tinggi
Ketergantungan kepada kelompok sebaya berangsung fleksibel
3.
Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi pengaruhorang tua dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tuanya
Mulai dapat memelihara jarak dan batas-batas kebebasannya mana yang harus dirundingkan dengan orang tuanya
4.
Dengan sikapnya dan cara berpikinya yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah atau sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya
Sudah dapat memisahkan antara nilai-nilai dengan kaidah-kaidah normatif yang universal dari para pendukungnya yang mungkin dapat berbuat keliru atau kesalahan

B.     Perkembangan Pemikiran Politik
Perkembangan pemikiran remaja hampir sama dengan perkembanga moral, karena memang keduanya berkaitan erat.
Pemikiran politiknya tidak didasarkan atas prinsip seluruhnya atau tidak sama sekali, sebagai ciri kemampuan pemikiran moral tahap tinggi, tetapi lebih banyak didasari oleh pengetahuan-pengetahuan politik yang bersifat khusus.


C.    Perkembangan Agama dan Keyakinan
Perbedaan profil perkembangan agama dan keyakinan antara siswa SLTP dengan siswa SLTA

No.
Siswa SLTP (Remaja Awal)
Siswa SLTA (Remaja Akhir)
1.
Mengenai eksistensi sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai dipertanyakan secara kritis dan skeptis
Eksistensi dan sifat kemurahan serta keadilan Tuhan mulai dipahami dan dihayati
2.
Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan mungkin didasarkan atas pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar dirinya
Penghayatan dan pelaksanaan kehidupan keagamaan sehari-hari mulai dilakukan atas dasar kesadaran dan petimbangan hati nuraninya sendiri yang tulus ikhlas
3.
Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidupnya
Mulai menemukan pegangan hidup yang definitif

Thomas Hobbes (1588-1679 dalam Sigelman dan Shaffer, 1995:29) berpendapat bahwa anak-anak secara alamiah adalah berperilaku nakal, pengganggu dan sebagainya. Sebaliknya Jean Jacques Rousseau (1712-1778) berpendapat anak secara alamiah adalah baik, sejak lahir naluriah anak mampu membedakan mana perilaku yang baik dan buruk.
Filosofi dari Inggris, John Locke (1632-1704) terkenal dengan teori tabula rasa.Anak bagaikan kertas putih yang menunggu untuk ditulisi melalui pengalamannya. Locke menyangkal bahwa anak itu sejak lahir baik atau buruk, tetapi ia akan berkembang bergantung pada pengalaman yang ia peroleh.
Menurut penganut konvergensi bahwa perilaku manusia dipengaruhi baik oleh pembawaan maupun oleh lingkungan. Tokohnya William James. Teori inilah yang dianut oleh kebanyakan ahli saat ini.
Menurut Papalia dan Olds faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu dapat dikategorikan ke dalam faktor internal melawan faktor eksternal, dan pengaruh normatif melawan pengaruh bukan normatif.Faktor internal, faktor pembawaan sejak lahir yang disebut heredity.Faktor eksternal, faktor yang berpengaruh terhadap diri individu yang berasal dari lingkungan.


Menurut Urie Bronfenbrenner (Papalia dan Olds, 1992:9) terdapat empat tingkatan pengaruh lingkungan yang merentang dari lingkungan yang paling intim sampai lingkungan yang sangat global:
  1. Pengaruh lingkungan sistem mikro, lingkungan kehidupan sehari-hari, seperti lingkungan sekolah, rumah, pergaulan dengan orang tua, guru, teman sebaya.
  2. Pengaruh lingkungan sistem meso, keterkaitan antarvariasi tingkatan sistem yang melibatkan individu di dalamnya.
  3. Pengaruh lingkungan sistem exo, institusi lingkungan yang lebih besar, seperti pengaruh sekolah, pengaruh media massa, bahkan pengaruh lingkungan pemerintahan.
  4. Pengaruh lingkungan yang paling luas, pengaruh sistem makro. Ada keterkaitan erat pengaruh dari kebudayaan, pengaruh agama, pendidikan, politik dan pengaruh keadaan sosial ekonomi terhadap perkembangan individu.
Pada masa sekolah menengah ini merupakan masa krisis yang disebut the best of time atau the worst of time (Conger dalam Abin Syamsuddin M, 1996:91). Kalau individu mampu mengatasi berbagai tuntutan yang dihadapi secara integratif, ia akan menentukan identitasnya yang akan dibawanya menjelang masa dewasanya. Sebaliknya, kalau gagal ia akan berada pada krisis identitas (identity crisis) yang berkepanjangan.


Kegiatan Belajar 3
Perbedaan Individu Anak Usia Sekolah Menengah

A.    Perbedaan Kemampuan
            Perbedaan individual siswa sekolah menengah berdasarkan perbedaan dalam kemampuan potensial dan kemampuan nyata.Kemampuan potensial adalah kecakapan yang masih terkandung dalam diri siswa yang diperolehnya sevara pembawaaan, sehingga memiliki peluang untuk berkembang menjadi kemampuan nyata. Sedangkan kemampuan nyata adalah kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang juga, karena merupakan hasil usaha atau belajar yang bersangkutan dengan cara, bahan dan hal tertentu yang dijalaninya. Kemampuan nyata ini disebut prestasi belajar (achievement).

B.     Perbedaan dalam Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah dengan cepat, tepat dan mudah. Heim memberi batasan tentang perilaku inteligen sebagai consisting of grasping the essentials… seseorang dikatakan memiliki perilaku inteligen sekiranya memiliki kemampuan untuk memahami hal-hal penting dari situasi yang dihadapi, dan mampu memberikan pemecahan yang lebih baik dibanding dengan yang lain. Indikator perilaku inteligen menurut Whiterington (Abin Syamsuddin M, 1996), antara lain:
  1. Kemudahan dalam menggunakan bilangan
  2. Efisiensi dalam berbahasa
  3. Kecepatan dalam pengamatan
  4. Kemudahan dalam mengingat
  5. Kemudahan dalam memahami hubungan
  6. Imajinasi
Vernon mencoba menjelaskan tentang intelegensi dlaam tiga kategori yaitu biologis (kemampuan individu dalam mengadaptasi diri terhadap rangsangan lingkungan, dalam arti menekankan pada kemampuan untuk mengemas perilaku baik secara terang-terangan maupun tersamar sebagai hasil dari pengalaman), psikologis (lebih menekankan pada efisiensi mental dan kapasitas pemahaman abstrak yang diperlukan dalam menggunakan bahasa simbol) dan operasional (melibatkan spesifikasi perilaku inteligen secara lebih rinci dan menemukan cara mengukur spesifikasi yang dimaksudkan.
Tokoh yang berkecimpung dalam pengembangan tentang teori intelegensi antara lain, Thurstone, Spearmen, Gulford, dan Howard Gardner.

Klasifikasi tingkat kemampuan umum (Intelegensi) menurut Wechsler

IQ
Klasifikasi
128 ke atas
Very Superior
120 – 127
Superior intelligence
111 -119
Bright Normal Intelligence
91 - 110
Average Intelligence
80 – 90
Dull Normal Intelligence
66 – 89
Borderline intelligence
65 – below
Defective intelligence

C.    Perbedaan dalam Kepribadian
Kepribadian menurut Allport (Sumadi Suryabrata, 1988:240) adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Dalam pandangan Erikson (Gage Berliner) masa remaja adalah masa Sturm und Drang (masa angin-anginan).Pada tahapan ini terjadi beberapa penangguhan dalam pengintegrasian unsur-unsur kepribadian.
Murray mengelompokkan kebutuhan menjadi dua kelompok besar, yaitu viscerogenic dan psychogenic. Kebutuhan viscerogenis adalah kebutuhan secara fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, bernafas dan lain sebagainya yang berorientasi pada kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Kebutuhan psychogenic adalah kebutuhan sosial atau social motives.
Murray memilahkan kebutuhan sosial menjadi 20 kebutuhan:
  1. Abasement Needs (n Aba), kebutuhan untuk tidak berdaya, merendah apabila berbuat keliru, menerima cercaan atau celaan orang lain.
  2. Needs for Achievement (n Ach), kebutuhan berprestasi yaitu kebutuhanuntuk melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh, dorongan untuk mencapai hasil sebaik mungkin.
  3. Needs for Affiliation (n Aff), kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain seperti teman sebaya, setia kawan.
  4. Needs for Aggression (n Agg), kebutuhan untuk melakukan tindakan kekerasan, menyerang pandangan yang berbeda dengan dirinya.
  5. Autonomy Needs (n Aut), kebutuhan untuk bertindak secara mandiri
  6. Counteraction, kebutuhan untuk mencari bentuk yang berbeda dari yang telah mapan.
  7. Defendance needs, kebutuhan untuk bergantung pada diri sendiri.
  8. Deference needss (n Def), kebutuhan meniru orang lain.
  9. Needs for Dominance (n Dom), kebutuhan mendominasi
  10. Exhibition (n Exh), kebutuhan pamer diri.
  11. Harmavoidance yaitu kebutuhan untuk menghindari ketidaknyamanan
  12. Sentience, kebutuhan mencari dan menikmati sesuatu yang sensual.
  13. Nurturance (n Nur), yaitu kebutuhan untuk membantu orang yang memerlukan bantuan, memperlakukan orang lain dengan baik dan simpatik, memaafkan orang lain.
  14. Order (n Order) adalah kebutuhan yang teratur.
  15. Play, yaitu kebutuhan untuk bermain, mencari kesenangan.
  16. Rejection, yaitu kebutuhan untuk menolak orang lain.
  17. Sentience, yaitu kebutuhan untuk mencari dan menikmati sesuatu yang sensual.
  18. Sex, yaitu kebutuhan untuk membangun hubungan yang bersifat erotis.
  19. Succorance (suc), yaitu kebutuhan untuk mencari bantuan, dukungan, simpati dan maaf dari orang lain.
  20. Understanding adalah kebutuhan untuk menganalisis dan mencari jawaban sementara.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRAKTIKUM IPA SD MODUL 7. OPTIK

praktikum IPA modul 3 - Uji lemak, karbohidrat, dan protein