Pengembangan Kurikulum di SD Modul 3


MODUL 3
PROSEDUR PENGEMBANGAN KURIKULUM

KB1. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pengertian secara umum prinsip berarti azas, dasar, keyakinan dan pendirian. Dari pengertian di atas tersirat makna bahwa kata prinsip itu menunjukkan pada suatu hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan.
Prinsip juga mencerminkan tentang hakikat yang dikandung oleh sesuatu, mungkin produk atau proses,dan bersifat memberikan rambu-rambu atau aturan main yang harus diikuti untuk mencapai tujuan secara benar.
Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa prinsip yang umum digunakan dalam pengembangan kurikulum, antara lain, prinsip berorientasi pada tujuan, kontinuitas, fleksibilitas, dan integritas.

A.      Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum
1. Prinsip berorientasi pada tujuan
Kurikulum sebagai suatu sistem yang  memiliki komponen tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Pengembangan kurikulum harus berorientasi pada tujuan, prinsip ini menegaskan bahwa tujuan merupakan arah bagi pengembangan komponen- komponen lainnya dalam pengembangan Tujuan kurikulum harus dapat dipahami dengan jelas oleh para pelaksana kurikulum kurikulum. untuk dapat dijabarkan menjadi tujuan-tujuan lainnya yang lebih spesifik dan operasional. Tujuan kurikulum juga harus komprehensif, yakni meliputi berbagai aspek domain tujuan baik kognitif, afektif, maupun psikomotor.

2. Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas yaitu adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal maupun secara horizontal. Khususnya kesinambungan materi kurikulum pada jenis dan jenjang  pendidikan mulai dari SD, SMP,SLTA,SMU/SMK sampai ke PT (Perguruan Tinggi). Materi kurikulum harus memiliki hubungan hierarkis fungsional. Dalam pengembangan materi kurikulum minimal dua aspek kesinambungan yaitu:
a.       Kurikulum yang diperlukan pada sekolah tingkat atas harus sudah diberikan pada sekolah tingkat bawah
b.      Materi kurikulum yang sudah diberikan pada sekolah tingkat yang ada di bawah tidak perlu lagi diberikan pada sekolah tingkat atas. Dengan demikian dapat dihindari pengulangan materi kurikulum, yang mengakibatkan kebosanan pada siswa dan agar tidak terjadi tumpang tindih materi, dan untuk menghindari hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menyusun scope dan sequence.

3. Prinsip Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur dan tidak kaku, terutama dalam hal pelaksanaannya, dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar apa yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar belakang peserta didik.
Para pengembang kurikulum perlu memikirkan bahwa implementasi kurikulum pada tataran yang sebenarnya akan terkait dengan keragaman kemampuan sekolah untuk menyediakan tenaga dan fasilitas bagi berlangsungnya suatu kegiatan yang harus dilaksanakan. Prinsip fleksibel juga terkait dengan adanya kebebasan siswa dalam memilih program studi yang dipilih. Pengembangan kurikulum atau sekolah harus mampu menyediakan berbagai program pilihan bagi siswa, siswa diperkenankan memilih sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, dan kebutuhannya. Fleksibel juga diberikan kepada guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada, asalkan tidak menyimpang jauh dari apa yang telah digariskan dalam kurikulum.

4. Prinsip Integritas
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan prinsip keterpaduan, dirancang untuk mampu membentuk manusia yang utuh, pribadi yang integrated, yaitu selaras dengan lingkungan hidup sekitarnya. Untuk itu, kurikulum harus mengembangkan berbagai keterampilan hidup (lifeskill).
Dua kategori keterampilan hidup:
(1)    Keterampilan hidup umum (personal, berpikir rasional, sosial)
(2)    Keterampilan  hidup spesifik (akademik dan vokasional)
Dalam realitas empiris, semua keterampilan tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan. Tindakan individu merupakan paduan aspek fisik, mental, emosional, dan intelektual.
Penyusunan KTSP dikembangkan berdasarkan tujuh prinsip berikut:
1.      Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
2.      Beragam dan terpadu.
3.      Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4.      Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
5.      Menyeluruh dan berkesinambungan.
6.      Belajar sepanjang hayat.
7.      Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

B. Prinsip Khusus Pengembangan Komponen Kurikulum
Prinsip khusus berkenaan dengan prinsip yang digunakan dalam mengembangkan komponen utama kurikulum, yaitu:
1.      Prinsip yang berkenaan dengan Tujuan Pendidikan (jangka panjang, menengah, maupun pendek), bersumber pada:
a.       ketentuan dan kebijakan pemerintah
b.      survei mengenai persepsi orang tua/masyarakat
c.       survei tentang pandangan para ahli
d.      survei tentang SDM
e.       pengalaman negara lain
f.       penelitian

2.      Prinsip yang berkenaan dengan Pemilihan Isi Pendidikan
a.       Perlu penjabaran tujuan pendidikan ke dalam perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana.
b.      Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
c.       Unit-unit kurikulum disusun berdasarkan urutan yang logis dan sistematis.

3.      Prinsip yang berkenaan dengan Pemilihan Proses Belajar Mengajar
Hendaknya memperhatikan apakah metode/teknik tersebut:
a.       dapat mencapai tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor?
b.      cocok untuk mengajarkan bahan pelajaran?
c.       memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa.
d.      memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat.
e.       lebih mengaktifkan siswa atau guru atau keduanya.
f.       mendorong berkembanganya kemampuan baru.
g.      menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan di rumah, juga mendorong penggunaan sumber belajar yang ada di rumah dan masyarakat.

4.      Prinsip yang berkenaan dengan Pemilihan Media dan Alat Pengajaran
a.       Alat/media apa yang diperlukan? Sudah tersedia, atau ada penggantinya?
b.      Jika perlu dibuat, siapa yang membuat, berapa biayanya, gberapa lama waktunya?
c.       Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul atau paket belajar?
d.      Bagaimana pengintergrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?
Hasil terbaik diperoleh dengan penggunaan multimedia.

5.      Prinsip yang berkenaan dengan Penilaian
a.       Bagaimana karakteristik kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akan dites?
b.      Berapa lama waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan tes?
c.       Apakah tes tersebut berbentuk uraian atau pilihan?
d.      Berapa banyak butir tes yang perlu disusun?
e.       Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau siswa?
Beberapa prinsip dalam pengelolaan hasil penilaian:
1)      Norma penilaian apa yang digunakan dalam pengelolaan hasil tes?
2)      Apakah digunakan formula guessing?
3)      Bagaimana pengubahan skor mentah ke dalam skor masak?
4)      Standar apa yang akan digunakan?
5)      Untuk apakah hasil tes digunakan?


KB 2. LANGKAH – LANGKAH  PENGEMBANGAN  KURIKULUM
Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam pengembangan kurikulum yaitu :
1.        Analisis dan diagnosis kebutuhan
2.        Perumusan tujuan
3.        Pemilihan dan pengorganisasian materi
4.        Pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar
5.        Pengembangan alat evaluasi

ANALISIS DAN DIAGNOSIS KEBUTUHAN
Dalam  pngembangan kurikulum analisis dan diagnosis kebutuhan dapat dilakukan melalui survey terhadap tiga hal yaitu :
1.        Kebutuhan siswa
2.        Tuntutan masyarakat
3.        Harapan pemerintah terhadap pendidikan di sekolah
Kebutuhan siswa dapat dianaisis dari aspek perkembangan psikologis siswa, sedangkan tuntutan masyarakat dapat dianalisis dari berbagai kemajuan yag ada di masyarakat serta harapan pemerintah dapat dianalisis dari kebijakan – kebijakan dari pemerintah khususnya dalam bidang pendidikan. Hasil dari analisis dan diagnosis kebutuhan adalah diskripsi kebutuhan sebagai dasar atau bahan yang akan di jadikan masukan dalam perumusan tujuan.

PERUMUSAN TUJUAN
Langkah selanjutnya sesudah menganalisis kebutuhan adalah merumuskan tujuan.
Pada langkah ini pengembang kurikulum merumuskan tujuan mulai dari tujuan yuang umum      ( tujuan instutisional ) sampai tujuan yang khusus ( tujuan pembelajaran ) . Menurut Benyamin S. Bloom komponen tujuan di bagi menjadi 3 ranah yaitu :
1.        Ranah kognitif (berkenaan dengan kemampuan berfikir )
2.        Ranah afektif  ( berhubungan dengan pengembangan sikap, minat dan nilai – nilai )
3.        Ranah psikomotorik ( berhubungan dengan pengembangan keterampilan motorik )
Rumusan tujuan yang di hasilkan akan menjadi dasar untuk pengembangan komponen – komponen kurikulum berikutnya.

PEMILIHAN DAN PENGORGANISASIAN MATERI
Yang dimaksud  materi adalah segtala sesuatu yang diberikan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mnetapkan uang lingkup ( scope ) dan urutan ( sequence ) materi pelajaran yang harus disediakan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.Ada beberapa criteria yang c harus di pertimbangkan dalam pemilihan materi yaitu ;
1.    Materi kurikulim harus dipilih berdasarkan tujuan yang hendak dicapai
2.    Materi kurikulum dipilih karena dianggap berharga sebagai wartsan budaya positif dari generasi masa lalu.
3.    Materi kurikulum ilih karena dianggap berguna bagi penguasaan suatu disiplin ilmu
4.    Materi kurikulum dipilih karena dianggap berguna bagi kehidupan umat manusia  untuk bekal hidup dimasa kini dan masa yang akan datang
5.    Matri kurikulum dipilih karena sesuai dengan kebutuhan dan minat anak didik  serta kebutuhan masyarakat.

PEMILIHAN DAN PENGORGANISASIAN PENGALAMAN BELAJAR
Pada tahap pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan, strategi dan metode  serta tknik yang di sesuaika dengan materi dan tujuan yang akan di berikan.
Pengalaman belajar pada  siswa dapat bersumber pada pengalaman visual, pengalaman suara, pengalaman perabaan, pengalamam penciuan serta pengalaman variasi dari pengalaman visual, suara, perabaan dan penciuman.

PENGEMBANGAN  EVALUASI 
Pada tahap pengembangan alat evaluasi bertujuan untuk menelaah kembali apakah kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
Evaluasi kurikulum dapat dilakukan terhadap komponen -  komponen kurikulum itu sendiri, terhadap implementasi kurikulum dan terhadap hasil yang di capai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRAKTIKUM IPA SD MODUL 7. OPTIK

praktikum IPA modul 3 - Uji lemak, karbohidrat, dan protein

MAKANAN BERGIZI SEIMBANG